Loading...
Senin, 02 Februari 2015

My life Profil


        Khusnul, begitulah aku kerap disapa. Aku dilahirkan di kabupaten paling timur dari wilayah Jawa Tengah. Tepatnya di desa Kenteng, Purwantoro, Wonogiri. Aku bukan dari keluarga mampu. Hanya berbekal sebuah semangat, aku ingin mengubah hidupku yang dapat dikatakan serba kekurangan.
        Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, sejak SMP hingga SMA, aku selalu dalam peringkat 10 besar. Dalam beberapa kesempatan, aku pernah mengikuti ajang olimpiade matematika, lomba mapel matematika tingkat kabupaten, namun aku belum bisa meraih hasil terbaik dalam ajang tersebut. Di SMA aku mendapat beasiswa dari Bank Syariah Mandiri setiap semester untuk membayar dana pengembangan, SPP dan buku modul dari sekolah. Selain itu, alhamdulillah, aku mendapat beastudi dari Bazis Kecamatan Purwantoro untuk memenuhi penunjang sekolah. Aku pernah menjabat sebagai Sekretaris dalam Palang Merah Remaja serta Wakil Ketua ROHIS SMA bidang keputrian.
        Dahulu aku pikir hanya bisa bermimpi untuk duduk di bangku kuliah, apalagi dengan jurusan Teknik Informatika. Harapanku sempat pupus untuk meraih cita-citaku. Hal itu bermula ketika aku gagal dalam seleksi SNMPTN. Tak dapat aku pungkiri, saat itu aku berada dalam jurang yang amat gelap dan di sana aku hanya bisa menangisi apa yang telah terjadi.
Aku mengumpulkan sisa-sisa kepingan semangatku untuk tetap berusaha. Hingga aku memutuskan untuk turut serta dalam seleksi SBMPTN. Semangat yang kupunya tak lantas membuat hasil menjadi memuaskan. Aku semakin terpuruk oleh keadaan. Berhari-hari aku merenungi langkah apa yang akan aku tapaki selanjutnya. Aku tak pernah membayangkan akan keadaan selanjutnya.
Aku tak ingin usahaku ini berakhir dengan sia-sia, lantas aku melanjutkannya dengan mengikuti tes SPMU di Universitas Negera Semarang. Pada saat itu aku bersemangat sekali untuk ikut seleksi. Namun hal itu tak sejalan dengan kondisi ekonomi keluargaku. Masih ingat jelas wajah dan kata-kata ibuku saat aku meminta restunya ingin ikut dalam test tersebut.
        Ibuku hanya bisa berkata, "Nduk aku sih ngolehne nangin aku ora iso nyangoni kowe, nangin asline ibu pengen kowe iso kerja disik kango bantu adikmu." Kata-kata itu bermakna bahwa ibu merestuiku tapi ibuku tak bisa memberikan aku ongkos mengikuti serangkaian tes dan ibuku sebenarnya mengharapkan aku untuk bekerja terlebih dahulu supaya aku bisa membantu perekonomiannya keluarga. Aku mulai berfikir keras memperoleh uang untuk tes yang akan aku ikuti. Akhirnya akupun mencari segenap berkas yang akan aku bawa sehingga meringankan biaya pendaftaran.
        Usaha yang aku lakukan tetap sia-sia. Kini aku hanya bisa menunggu adik-adikku pergi dan pulang sekolah. Tak ada kegiatan yang aku jalani. Saat itu aku berpikir mungkin inilah jalan yang harus aku lalui dengan bekerja terlebih dahulu. Selama aku persiapan mencari berkas untuk bekerja, aku mendapatkan surat panggilan dari salah satu universitas di Semarang. Tapi aku harus membayar beberapa biaya.
        Rasanya, keinginan untuk kuliah telah sirna hingga pada suatu hari ketika aku ingin berangkat untuk merantau, aku mendapatka info tentang beastudi di Jakarta. Aku mencoba memberanikan diri untuk ikut tes. Alhamdulillah, pada akhirnya keyakinanku selama ini tidak sia-sia. Aku kini duduk di bangku kuliah STT Terpadu Nurul Fikri.
        Aku beserta keluarga sangat berterimakasih kepada pihak donatur dan kampus yang telah memberikan kesempatan bagiku untuk belajar di STT-NF. Hal ini memacu semangat untuk meraih prestasi yang lebih dari sebelumnya. Orangtuaku juga menyatakan, "Alhamdulillah, berkat beastudi dari STT-NF anak saya dapat melanjutkan pendidikan yang seharusnya saya yang menanggungnya. Beastudi dari STT-NF sangat berharga bagi masa depan anak saya. Terima kasih banyak STT-NF."
Cita-citaku saat ini ingin lulus dari STT-NF dengan nilai yang memuaskan dan waktu kuliah lebih cepat, jika bisa. Untuk STT-NF aku berharap dapat menambah kuota penerima beastudi agar teman-teman di luar sana yang benar-benar membutuhkan dapat melanjutkan kuliah.
        Karena aku bisa dibilang pemula di dunia Teknologi Informasi, maka aku belum mempunyai kompetensi yang menonjol. Namun, saat ini aku sudah menguasai beberapa aplikasi desain dan multimedia seperti photoshop, corel, macromedia flash, camtasia, dan movie maker. Selain itu kompetensi dalam mata kuliah matematika dasar.
        Untuk teman-temanku yang masih belum bisa kuliah, yakinlah pada apa yang kalian pilih. Fokuslah pada satu tujuan yang akan kau temui dan percayalah semua mimpimu itu akan terwujud, sehingga jangan pernah takut untuk bermimpi.

1 komentar:

 
TOP